BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Kebutuhan akan bahasa asing termasuk
bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu
dipertanyakan lagi. Seiring dengan perkembangan zaman ,semakin bertambah pula
kebutuhan untuk dapat melakukan interaksi dengan bangsa lain,dan hal
tersebut memaksa orang untuk dapat menguasai suatu bahasa.Atas dasar itu
telah banyak lembaga yang didirikan untuk membantu mempelajari bahasa
asing,baik yang dilakukan pemerintah ,swasta maupun lembaga-lembaga yang
terkait.
Untuk
menarik minat pembelajar,setiap lembaga asing berusaha bersaing untuk
memberikan yang terbaik bagi para pesertanya,baik dalam hal sarana maupun
proses serta strategi pembelajaran.
Proses
pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan suatu pembelajaran.Karena ketika pembelajaran itu dilakukan dengan
cara yang menyenangkan ,maka materi-materi yang akan dipelajari akan sangat
mudah diterima dan dimengerti dengan baik,untuk itu seorang pengajar (guru)
dituntut memiliki kreativitas untuk mencari teknik-teknik pembelajaran yang
dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan yang pada akhirnya
mendapatkan hasil yang diharapkan.
Salah
satu cara menciptakan suasana yang menyenangkan,pengajar menyajikan materi dengan menggunakan media-media yang dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar dari para peserta
didik.Salah satu media yang cocok dalam membangkitkan minat belajar adalah
media “lagu”.Melaui lagu suasana
pembelajaran menjadi lebih santai dan menyenangkan sehingga tidak membuat
pembelajar menjadi bosan dan jenuh dalam
mengikuti proses belajar mengajar di
kelas.
B.Identifikasi
Masalah
Penulis
telah mengidentifikasi masalah berdasarkan tujuan dan latar belakang penulisan
makalah ini,diantaranya :
1. Banyak siswa yang bosan dengan
proses belajar mengajar hanya menyajikan materi.
2. Median pembelajaran yang kurang
tepat dapat menghambat proses belajar mengajar di sekolah.
3. Keterampilan membaca siswa masih kurang.
4. Siswa kurang peka apabila
mendengar dialog bahasa Jerman.
C.Rumusan
Masalah
Dalam
makalah ini dirumuskan
maslah,yaitu : bagaimanakah peran media “lagu” dalam pembelajaran bahasa
Jerman?
BAB II
KAJIAN
TEORI
A.HAKIKAT
MEDIA PEMBELAJARAN
Dilihat
dari asal-usul kata media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin yang artinya adalah “sesuatu
yang berada ditengah-tengah atau sesuatu yang bersifat netral”.Media juga
berarti suatu alat penghantar berkomunikasi .Definisi yang senada dikemukakan
dalam kamus Duden (1970 : 435), “Medium : etwas, wie eine Verbindung oder
Beziehung zwischen mehreren Personen oder Gegenständen herstellt oder ermöglicht “.Media adalah sesuatu yang
menghasilkan atau memungkinkan sebuah hubungan antara beberapa orang atau
benda.
Sementara
Bovee dalam Prawiradilaga (2004 : 6) menyebytkan bahwa “media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan”. Pengertian media sebagaimana
dikemukakan oleh Bovee mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan
informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.
Media
adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses
penyajian informasi. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Oemar Hamalik
dalam Latuheru (1988 : 15) yang mendefinisikan “media sebagai alat bantu yang digunakan dalam hubungan
komunikasi sehingga interaksi itu
berjalan dengan lancar dan mencapai
hasil yang maksimal”.
Berbeda
dengan kedua pendapat diatas, Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) dalam Sadiman (1993 : 6) menyatakan bahwa “media adalah
bentuk –bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audiovisual serta peralatanya”.
Dari beberapa pengertian diatas , dapat diambil kesimpulan
bahwa media merupakan alat bantu untuk berkomunikasi baik secara tertulis maupin secara lisan yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepeda penerima pesan
sehingga interaksi dapat berjalan dengan lancar.
Dalam
kaitanya dengan proses pembelajaran ,
keberadaan suatu media akan
sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar karena media
pembelajaran berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.Hyed (1990: 185) berpendapat : “Medien oder Unterrichtsmittel sind alle gegeständlichen
Mittel, die dem Lehrer dazu dienen,etwas darzustellen, zu veranschaulichen, bestimmte
Lehr und Lernprozesse zu unterstützen
oder über- haupt erz zu ermöglichen.
Pendapat
tersebut menyatakan bahwa “media atau
alat pengajaran adalah semuat alat yang berfungsi membantu pengajar untuk
menyampaikan,menerangkan sesuatu ,untuk mendukung proses pembelajaran dan pengajaran tertentu”. Pendapat tersebut
sama dengan
pendapat Hamidjojo dalam Latuheru (1988 : 14) yang mengatakan :
“Media
pembelajaran adalah alat yang penggunaanya untuk mendefinisikan atau
menjabarkan sesuatu kepada pembelajar dan dapat
mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar ”.
Sesuatu
dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut digunakan
untuk menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Selain itu media pembelajaran juga
harus merangsang pembelajar untuk
mengingat apa yang sudah dipelajari.
Sebagaimana dikemukakan oleh
Gagne dalam Sadiman (1993 : 6) bahwa,” media pembelajaran adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya dalam belajar. Pendapat
tersebut senada dengan pendapat Sulaiman (1985 : 27) yang mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh pengajar (guru) kepada pembelajar (siswa) sehingga dapat
merangsang pikiran,perasaan,perhatian
dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.
Berpedoman
pada semua pendapat yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah bahan maupun alat yang digunakan dalam
kegiatan belajar yang berfungsi untuk
menyampaikan atau menjelaskan materi pembelajaran ,dengan tujuan agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara
tepat guna. Selain berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran, media pembelajaran juga
berfungsi merangsang
pikiran,perasaan,perhatian dan minat siswa sehingga siswa lebih
termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
2.HAKIKAT LAGU
Dalam
proses belajar mengajar diperlukan media
atau alat untuk mendukung proses pembelajaran
guna menarik perhatian siswa. Salah satu
media yang diduga dapat menarik perhatian siswa adalah media audio yaitu lagu. Lagu termasuk kedalam media audio
karena lagu merupakan hal atau sesuatu yang berkaitan dengan indera pendengaran. Gustiani (2006 : 30)
mendefinisi lagu sebagai ragam sastra yang berirama dalam
bercakap,bernyanyi,membaca,dan sebagainya.Definisi tersebut senada dengan
definisi yang terdapat dalam kamus
Drosdowski (1970 : 416), Das
Lied : vertontes ,meist in Strophen ein Geteiltes gedicht , das Gesungen wird.
Maksud
dari kutipan tersebut bahwa lagu adalah
puisi yang diubah menjadi
lagu dan terbagi atas bait-bait yang dinyanyikan. Sedangkan pengertian lagu menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002 : 624) yaitu
nyanyian :
ragam nyanyian misalnya musik ,gamelan dan sebagainya.Berdasarkan pengertian
diatas bahwa dalam lagui terdapat dua unsur yaitu nyanyian dan musik.
Media
lagu merupakan pasangan dari media tape recorder, yang mana keduanya merupakan jenis
dari media audio. Keduanya
akan berfungsi
sebagai media pengajaran bila kedua media itu digunakan secara bersama-sama. Media lagu merupakan salah satu
alat bantu dalam menyampaikan pesan atau bahan ajar kepada siswa secara audio. Media lagu dapat dijadikan sebagai
alat bantu untuk berbagai macam disiplin ilmu karena lagu sangat efektif untuk
menarik perhatian dan minat siswa dalam proses
pembelajaran.
Media lagu sangat baik digunakan
untuk melatih keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek
berbahasa, salah satunya adalah
melatih keterampilan menyimak. Sebagaimana
diungkapkan Gustiani (2006 :32)
bahwa,”lagu dapat digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang
mereka simak”. Selain itu lagu dapat
merangsang perkembangan otak sehingga apabila dalam proses pembelajaran
menggunakan media lagu, maka
pembelajar dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan.
Hal
ini senada dengan pendapat Lazanov dalam DePorter dan Hernacki (2003 : 72) yang
mengemukakan bahwa, “musik yang harmonis merupakan rangsangan terbaik bagi
perkembangan otak . Saat
mendengar musik ,lirik lagu akan merangsang otak kiri dan melodinya akan
merangsang otak kanan.
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat
dipahami bahwa lagu merupakan ekspresi perasaan seseorang dalam bentuk
kalimat-kalimat berirama yang dapat dinyanyikan atau disandungkan.Media lagu
memiliki manfaat dalam proses pembelajaran karena selain dapat menarik perhatian siswa ,lagu juga dapat merangsang perkembangan otak. Dengan media lagu pembelajaran
akan lebih menyenangkan karena lagu memiliki irama yang dapat diikuti siswa,selain itu media lagu juga
dapat melatih daya analisis siswa.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembelajaran dengan lagu,guru
hendaknya mempertimbangkan jenis nyanyian atau lagu apa yang sesuai dengan
pembelajar. Hal ini penting diperhatikan agar pembelajar mempunyai motivasi
,minat serta bersifat positiv terhadap materi yang diajarkan.
Ada beberapa kriteria dalam memilih
lagu yang cocok untuk digunakan dalam pembeajaran bahasa asing , antara lain :
1.
Musik
dan irama sebuah lagu sebaiknya tidak mempengaruhi atau mendominasi pembelajar,
karena hal ini dapat mengurangi pemahaman pembelajar tehadap lagu tersebut.Adapun
faktor-faktor yang dapat menyulitkan pembelajar untuk dapat mengerti sebuah
lagu adalah :
·
Musik
pengiring (backsound) terlalu keras sehingga menutupi suara penyanyi.
·
Lagu
yang dinyanyikan secara cepat dan dibuat-buat.
·
Dialek.
2.
Perpaduan
musk ,irama dan teks hendaknya serasi dan teks lagu ditonjolkan sedangkan musik
hanya berfungsi sebagai pengiring.
3.
Teks
lagu hendaknya jelas dan tidak terlalu sulit untuk dipahami serta mudah bagi
pembelajar untuk ikut menyanyikan .Selain itu harus pula diperhatikan beberapa
hal yang menyangkut pembelajar itu sendiri,yakni :
·
Taraf
penguasaan bahasa asing yang dipelajarinya,tingkat pemula atau lanjutan.
·
Usia
pembelajar,remaja atau dewasa,serta
·
Minat
pembelajar terhadap lagu-lagu tertentu.
Penggunaan nyanyian dalam
pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman tidak hanya menyangkut aspek
menyimak,berbicara dan kosakata,melainkan juga struktur dan aspek budaya.
Melalui nyanyian berbagai aspek budaya suatu negara dapat diperkenalkan.Dalam
belajar bahasa asing penggunaan nyanyian atau musik memungkinkan pembelajar
untuk mencapai tujuan akhir dalam proses belajar mengajar, yakni kemampuan
memahami bahasa asing tersebut baik dari segi struktur maupun
kosakatanya.Latiahan-latijan struktur dengan menggunakan nyanyian dapat
membiasakan pembelajar menggunakan kata-kata atau ungkapan-ungkapan dalam
bahasa asing.
Dalam pembelajaran melalui lagu
suasana belajar dikelas lebih santai dan menyenangkan,sehingga dapat mengurangi
ketegangan dan perasaan takut pembelajar
untuk berbicara dan mengerjakan latihan-latihan.Pembelajar lebih termotivasi
untuk belajar ,materi yang diajarpun mudah terserap dan dihafal,karena tanpa
sadar mereka akan terus mengulanginya dengan menyanyikanya.
Adapun prosedur atau cara-cara
ketika kita (guru) menggunakan media lagu atau musik dalam pembelajaran bahasa
Jerman, antara lain sebagai berikut :
Cara I
·
Memberikan
teks lagu yang tidak lengkap,lalu memperdengarkanlagu yang bersangkutan
sebanyak tiga kali.
·
Setelah
teks lagu tersebut sudah terisi, barulah siswa diminta menyanyikan lagu
bersama-sama.
·
Setelah
itu, peserta didik mendiskusikan isi dari lagu tersebut,
·
Dan
yang terakhir adalah memberikan pertanyaan sesuai dengan isi lagu yang telah
didengar dan dinyanyikan bersama itu.
Cara II
·
Teknik yang kedua, dengan memberi guntingan teks lagu. Guntingan ini lalu dimasukan kedalam amplop sebelum
lagunya diperdengarkan.
·
Peserta
didik membuka amplop yang syairnya masih tidak beraturan ,dan tugas mereka
adalah menyusun syair lagu tersebut sesuai dengan apa yang mereka dengar.
·
Setelah lagu tersusun dengan benar,peserta didik menyanyikan secara bersama-sama.
Kedua teknik itu efektif
dalam penerapan pendidikan berkarakter positif dalam konteks menjawab
pertanyaan dan pengendalian emosi. Guru memang harus mempertimbangkan lagu yang
akan dipilih sebagai media pembelajarannya. Lagu itu misalnya lagu yang belum
pernah didengar siswa, pengucapannya juga cukup jelas, dan tentunya disukai
remaja.
Adapun beberapa contoh
lagu biasa yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman,diantaranya :
1.
Das Spiel (Anett Lousian)
Lagu ini digunakan untuk
melatih penggunaan preposisi Dativ ,karena
dalam lirik lagu ini terdapat banyak preposisi
yang diikuti dengan dativ,
seperti yang terdapt pada lirik berikut :
Du willst mich für dich
Und du willst mich ganz
Doch auf dem Neveau’
Macht’s mir keinen spaβ,
Du füllt mich nicht aus,
Ich fühl mich zu Haus
Nur zwischen den Stühlen
Ich will doch nur spielen
Ich tu doch nichts
Daβ du wegen mir
Irgendwen verläβt,
Dalam sebagian lirik ini
saja terdapat dua preposisi yang diikuti Dativ,
yaitu : zwischen dan wegen.Selain yang terdapat pada bait ini
masih ada juga poreposisi lain yang terdapat pada lirik-lirik selanjutnya ,
yakni seperti kata von …, bi s, unter dan vor. Pengajar
dapat menjelaskan mengenai preposisi-preposisi tersebut beserta keterangan
lainya yang lebih jelas misalkan preposisi wegen.Wegen menjadi Dativ apabila yang mengikutinya adalah person.
2.Liebt
Sie Doch So Wie Ich(Christina Stürmer)
Melalui lagu ini siswa
dapat belajar ataupun mengulangi pembelajaranya dalam menggunakan kalimat perfekt,
karena dalam lagu ini terdapat beberapa kalimat yang merupakan kalimat perfekt, diantaranya lirik berikut ini :
Auf einmal war sie da
Ganz ohne jede Waenung
Und ama amfang hab ich noch
Über sie gelacht
Habe nicht kapiert
Was da mit uns passiert
Erst eine nach zu spat
Bin ich dann aufgewacht,
Dari bait tersebut
pengajar dapat menjelaskan bagaimana pembentukan kalimat perfekt ,terutama untuk pembentukan kata kerja yang teratur dan
tidak teratur serta bagaimana dan kapan sebuah kata harus menggunakan sein dan
haben.Seperti kalimat “ Und am amfang hab
ich noch über sie gelacht “. Ini merupakan salah satu kalimat perfekt yang ada pada bait tersebut .
Pada bait tersebut terdapat kata gelacht
yang berasal dari kata lachen.
Lachen merupakan salah satu kata
kerja teratur yang untuk pembentukan perfektnya tinggal ditambah dengan -ge
dan –t pada awal dan akhir kata.Kata ini juga
merupakan kata kerja yang menggunakan haben karena pada kata kerja ini tidak
terdapat pergerakan ataupun perubahan kedudukan.
3.Wenn
ich nicht mehr da bin (Christian Franke)
Lagu ini sangat cocok
untuk melatih pelafalan (aussprache),seperti contoh dalam bait
berikut ini :
Die Nacht ist kalt. Und die Angst
Legt sie wie Blei um
den Hals
Ich lauf die Straβen entlang
Und ich seh’ kein Gesicht,
Das mir Trost geben kann.
Sie sagte : “Sterben ist leicht,
war auch der Weg ziemlich weit”
Sie war sop unheimlich stark,
Als sie sagte :
“Ich glaub’, es wird Nacht”…
“Wenn ich nicht mehr da bin,
Geh’du den Weg für mich.
Leb du für uns beide
Und wein’nicht mehr um mich.
Wenn ich nicht mehr da bin,
Bleibt die Welt nicht steh’n.
Ich wart’ auf Dich am Ende der Zeit,
Bis wir uns wiederseh’n.”
Er sprach von “Schicksal” und so-
Der Arzt in seinem Büro.
Es täte ihm schrecklich leid,
Daβ alles vergeht,
Selbst der schmerz mit
der Zeit.
Ich hab’ nach Antwort gesucht
Und das Wort “Schicksal” verflucht,
Mein Gott,warum grade sie??
Verstehen werd’ ich das wohl nie.
Manfaat yang peserta didik dapatkan
setelah menyimak lagu dan lirik ,antara lain :
·
Melatih kemampuan menyimak (hören),
·
Menambah kosakata baru,
·
Melatih konsentrasi,
·
Melatih pelafalan (aussprache) yang benar,
·
Dapat menghilangkan penat,dan
·
Menambah koleksi lagu bahasa Jerman.
Adapun faktor yang menjadi
penghambat peserta didik dalam menyimak lagu dan liriknya pada saat
pembelajaran adalah :
· Pelafalan pada lagu
(aussparache) kurang jelas,
· Kurang memahami kosakata
yang terdapat pada lirik lagu,
· Kurangnya konsentrasi,
· Lagu yang terlalu cepat,
Adapun faktor pendorong
peserta didik dalam menyimak lagu dan lirik pada saat pembelajaran adalah :
· Ingin menambah kosakata
baru,
· Menyimak dengan lagu lebih
menarik,
· Lagu dapat menghilangkan
kejenuhan,
· Ingin mengetahui makna
daritiap lirik lagu sehingga dapat melatih pelafalan (aussprache) yang benar dalam bahasa Jerman.
Dalam pembelajaran melalui
lagu suasana belajar di kelas lebih
santai dan menyenangkan ,sehingga dapat mengurangi ketegangan dan perasaan takut pembelajar
untuk berbicara dan mengerjakan latihan-latihan. Pembelajar lebih termotivasi
untuk belajar dan materi yang diajari pun mudah diserap dan dihafal, karena
tanpa sadar mereka ajan terus mengulanginya dengan menyanyikanya.
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa:
·
Musik memberikan rangsangan terhadap
jalinan antara neuron, sehingga neuron yang bertau tan akan meningkatkan kemampuan matematika
dan emosi.
·
Musik merangsang pikiran.
·
Musik memperbaiki konsentrasi dan
ingatan.
·
Musik membuat siswa lebih pintar.
·
Musik meningkatkan aspek kognitif.
·
Musik membangun kecerdasan emosional.
·
Siswa yang mendapat pendidikan musik
jika kelak dewasa akan menjadi manusia yang berpikiran logis, sekaligus cerdas,
kreatif dan mampu mengambil keputusan dan mempunyai empati.
·
Dengan pendidikan musik, anak
memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak
kanan, artinya terdapat keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar